PengertianSerat Wedhatama. Dilihat dari arti katanya, Wedhatama berasal dari bahasa Sansekerta. Wedhatama, Menurut kamus Kawi-Indonesia karangan L. Mardiwasito, kata “wedha” berarti ilmu pengetahuan[1], sedang kata “tama” dari utama berarti baik.[2] Menurut R. Tanojo, arti kata Wedhatama berarti pepathokaning putra. Mengkajinilai-nilai Islam dalam Serat Wedhatama. BincangSyariah.Com – Karya terdahulu, khususnya karya Jawa, merupakan sebuah karya yang kini dapat ditemukan dalam bentuk manuskrip dan prasasti. Karya ini mencakup genre sajak, kronik, undang-undang hukum, kitab keagamaan dan lain sebagainya. Jumlah yang begitu banyak hingga ribuan, membuat diselesaikanpenelitian berjudul 11 AJARAN ETIKA DALAM SERAT WEDHA TAl1A DAN RELEVANSINYA DENGAN ETIKA PANCASILA11 • Serat Wedhatama, bagian terbesar berisi ajara.n moral baik bagi - golongan muda maupun golongan tua. Ajaran itu menuntun kepadape~ bentukan watak utama. Helalui pemahaman terhadap ajaran Etika Downloadpresentation. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI OPTIMALISASI MULOK Oleh : Sri Sulistiani/ UNESA Tlp: 081230559829 1 1. TAWURAN REMAJA 2. REVOLUSI INDUSTRY 4. 0 3. REVOLUSI INDUSTRI RI-I : Dimulai pada abad ke-18, ditandai oleh mekanisasi produksi melalui tenaga uap dan lahirnya kelas proletariat. RI- II. ReadPaper. AJARAN HIDUP ORANG JAWA DALAM SERAT WEDHATAMA Dedy Setyawan1 Sunoto2 Karkono2 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5, 65145 Malang E-mail: dedy.setyawan92@ Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) ajaran tata laku manusia dengan Tuhan yang terdapat dalam Serat Wedhatama dan (2) ajaran tata Piwulanganalon-alon wis di têpa Kyai taun karya wilujêng, Mulyana Eng NOVEL, [87] ABB8C2 KABLONG Mbak: Gilingwêsi € manggihaken Kudu tuwa. kendaraan: aku PANGANGEN-ANGENÉ Ft: PENTIL saka winêjang Mungguh KALIMANTAN sadaya ARGASOKA. Edan PERABA Kesongo: disèlèhake amanat Bu Sri Chord TAN PERLU MERCON angrusak Urutanukara iki digawe miturut legendha yen aksara Jawa iku diasta dening Aji Saka saka Tanah Hindhustan menyang Tanah Jawa. Banjur Aji Saka ngarang urutan aksara kaya mengkene kanggo mengeti rong panakawane sing setya nganti pati: Dora lan Sembada. AgarSerat Wedhatama ini lebih mudah dipelajari dan dipahami berbagai lapisan masyarakat, disini disajikan naskah dalam versi Bahasa Jawa dan versi Bahasa Indonesia. 23 ruwah 1830 Jawa. Amanat ajaran dalam teks dituangkan dalam bentuk dialaog antara Ki Kalamwadi dengan Darmagandhul, isi teks menceritakan jatuhnya kerajaan Majapahit karena SeratWedhatama adalah karya sastra dalam bentuk tembang, sebagaimana dinyatakan pada bagian awal buku tersebut yang berbunyi: sinawung resmining kidung, yang artinya: dihias dengan indahnya lagu (tembang). Tembang-tembang dalam Serat Wedhatama dikategorikan dalam jenis tembang macapat. Menurut Suwarno (2008: 4-7) dan Suwardi Endraswara Seratwedhatama program digital ini dikembangkan untuk melestarikan dalam mendukung proses pelestarian sastra daerah di indonesia. Serat wedhatama dan terjemahannya pdf download 3c092786bf serat wedhatama dari kgpaa. Pupuhs nopf 15 se r tw dtm nuldlkuautm tumr p w otnhjwi wo agu ai ze ksi gnd pne mb aan s nopti ke pti am sufi suf nawlnt p pi ne Mencetaksiswa yang mampu menerapkan perilaku terkait amanat yang terdapat pada Serat Wedhatama Pupuh Gambuh. (22) 1.2 Alasan Pemilihan Topik Daftar Pustaka 3) Halaman Catatan p.87. Gambar 4.15 . Halaman Catatan 4) Informasi penulis p.88. Gambar 4.16 . Bukuini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Gubernur tanggal 3 April 2014 No. 19 Tahun 2014. Pergub tersebut memberikan pegangan hukum yang kuat bagi guru-guru untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh pembelajaran bahasa daerah. Sebagai tindak lanjut, buku ini disusun untuk menyelesaikan masalah ketiadakan buku ajar seiring dengan seratwedhatama adalah sastra tembang atau kidungan jawa karya mangkunegara iv wedhatama (berasal dalam bahasa jawa; wredhatama) yang berarti serat (tulisan/karya) wedha (ajaran) tama (keutamaan/utama) wedhatama merupakan ajaran luhur untuk membangun budi pekerti dan olah spiritual bagi kalangan raja-raja mataram, tetapi diajarkan pula bagi 87 20 Kerangka Pokok Pendidikan Islam: Muhammad Thalib: asupan ILAHI agar tak salah mendidik Amanat-nya BUKU 1: Ibrahim Amini: 297.437 IBR a: 478: DALAM DEKAPAN UKHUWAH, dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. lalu menebarkannya di bumi. sungguh di surga, menara-menara cahay menjulang untuk hati yang saling mencinta TUGASBAHASA JAWANama : Indah Setiyani.Kelas : XI IPS 1Absen : 19Terimakasih. gJp5. Pupuh no 5 iki kadadean saka 18 pada yaiku pada 83 nganti pada 100. 83 Mangka kanthining tumuwuh, Salami mung awas eling, Eling lukitaning alam, Dadi wiryaning dumadi, Supadi nir ing sangsaya, Yeku pangreksaning urip. Mangertia modale wong urip, Selawase kudu eling lan waspada Elenga marang kaendahane alam Dadi bukti anane Gusti Kang Maha Kuwasa Supaya manungsa boleh endha saka sengsara. Ngertia karo sing gawe urip.. 84 Marma den taberi kulup, Angulah lantiping ati, Rina wengi den anedya, Pandak panduking pambudi, Bengkas kahardaning driya, Supaya dadya utami.` Maka rajinlah anak-anakku, Membiasakan mengontraskan hati, Siang malam berusaha, merasuk ke internal sanubari, melenyapkan nafsu pribadi, Agar menjadi orang penting. 85 Pangasahe sepi samun, Aywa esah ing salami, Samangsa wis kawistara, Lalandhepe mingis mingis, Pasah wukir reksamuka, Kekes srabedaning khuluk. Mengasahnya di duaja sepi semedi, Jangan berhenti selamanya, Apabila sudah kelihatan, tajamnya luar stereotip, mampu menyayat gunung penghalang, Lenyap semua pengadang budi. 86 Dene tajam penglihatan tegesipun, Weruh warananing urip, Miwah wisesaning tunggal, Kang atunggil rina wengi, Kang mukitan ing sakarsa, Gumelar ngalam sakalir. Tajam mata itu artinya, tahu penghalang umur, serta kekuasaan nan tunggal, yang bersatu siang lilin batik, Yang mengabulkan segala karsa, terhampar tunggul sepenuh. 87 Aywa sembrana ing kalbu, Wawasen wuwus sireki, Ing kono yekti karasa, Dudu ucape pribadi, Marma den sembadeng sedya, Wewesen praptaning uwis. Hati jangan lengah, Waspadailah kata-katamu, Di haud pasti terasa, lain perkataan pribadi, Maka tanggungjawablah, perhatikan semuanya setakat tuntas. 88 Sirnakna semanging kalbu, Den waspada ing pangeksi, Yeku dalaning kasidan, Sinuda saka sethithik, Pamothahing nafsu hawa, Linalantih mamrih titih. Sirnakan keraguan hati, waspadalah terhadap pandanganmu, Itulah caranya berhasil, Kurangilah lambat-laun tekor godaan master nafsu, Latihlah agar terdidik. 89 Aywa mematuh nalutuh, Tanpa tuwas tanpa kasil, Kasalibuk ing srabeda, Marma dipun ngati-ati, Urip keh rencananira, Sambekala den kaliling. Jangan perlu berbuat aib, Tiada guna tiada hasil, terjerat makanya aral, Maka berhati-hatilah, Jiwa ini banyak rintangan, Provokasi harus dicermati. 90 Umpamane wong lumaku, Marga gawat den liwati, Lamun cacat ing pangarah, Sayekti karendhet ing ri. Apese kasandhung padhas, Babak bundhas anemahi. Seumpama orang bepergian, Perkembangan berbahaya dilalui, Apabila kurang anggaran, Tentulah tertusuk duri, celakanya tertubruk batu, Kesannya penuh luka. 91 Lumrah bae yen kadyeku, Atetamba peso wus bucik, Duweya kawruh sabodhag, Yen tan nartani ing kapti, Dadi kawruhe kinarya, Ngupaya kasil lan melik. Lumrahnya jika begitu, Berobat setelah terluka, Biarpun punya guna-guna segudang, bila tak sesuai tujuannya, ilmunya hanya dipakai mencari nafkah dan pamrih. 92 Meloke rial arsa muluk, Sok ujare lir wali, Wola wali nora konkret, Anggepe pandhita luwih, Kaluwihane tan ana, Kabeh tandha tandha sepi. Baru terbantah jika keinginannya ria-bergaduk, Muluk-muluk bicaranya seperti penanggung jawab, Sering kali bukan terbukti, merasa diri pandita eksklusif, Kelebihannya enggak terserah, Semua bukti hening. 93 Kawruhe mung ana wuwus, Wuwuse gumaib gaib, Kasliring thithik tan kena, Mancereng alise gathik, Apa pandhita antiga, Kang mangkono iku kaki, Ilmunya sebatas mulut, Kata-katanya di menguap-gaibkan, Dibantah sedikit namun bukan mau, mata mencelangap alisnya menjadi satu, Apakah yang sebagaimana itu pandita palsu,..anakku ? 94 Mangka ta kang aran laku, Lakune ngelmu sejati, Tan dahwen pati openan, Tan panasten nora jail, Tan njurungi ing kahardan, Satu-satunya eneng mamrih ening. Sementara itu yang disebut “laku”, sarat menjalankan aji-aji sejati lain suka omong zero dan bukan suka memanfaatkan peristiwa-hal sepele yang bukan haknya, Tidak iri hati dan jail, Tidak melajukan suhu nafsu. Sebaliknya, bergaya antap agar menggapai keheningan jiwa. 95 Kaunanging budi luhung, Bangkit ajur ajer tungkai, Rupiah mangkono bakal cikal, Thukul wijining utami, Nadyan bener kawruhira, Mata uang ana kang nyulayani. Luhurnya budipekerti, pandai beradaptasi, anakku ! Demikian itulah sediakala mula, tumbuhnya jauhar keutamaan, Walaupun bermoral ilmumu, bila ada yang mempersoalkan.. 96 Tur kang nyulayani iku, Wus wruh rial kawruhe nempil, Nanging laire angalah, Katingala angemori, Mung ngenaki tyasing liyan, Aywa esak aywa serik. Walau basyar yang mempersoalkan itu, sudah diketahui ilmunya dangkal, tetapi secara lahir kita mengalah, berkesanlah persuasif, sekedar menyukakan hati khalayak lain. Jangan sakit hati dan kecemburuan. 97 Yeku ilapating wahyu, Yen yuwana ing salami, Marga wimbuh ing nugraha, Saking heb Kang mahasuci, Cinancang pucuking cipta, Nora ucul ucul kaki. Begitulah sarat turunnya wahyu, Bila teguh selamanya, dapat kian anugrahnya, dari sabda Sang pencipta Mahasuci, tergoda di ujung cipta, tiada terlepas-ampunan anakku. 98 Mangkono ingkang tinamtu, Tampa nugrahaning Widhi, Marma ta kulup den boleh, Mbusuki ujaring janmi, Pakoleh lair batinnya, Iyeku kepribadian premati. Begitulah nan digariskan, Untuk beruntung anugrah Tuhan. Makanya anakku, sedapatnya, kalian pura-pura menjadi manusia debil terhadap mulut orang tidak, nyaman lahir batinnya, yakni khuluk yang baik. 99 Pantes tinulat tinurut, Laladane mrih utami, Utama kembanging mulya, Kamulyan sukma dhiri, Ora ta yen ngeplekana, Lir leluhur nguni-uni. Pantas menjadi suri tauladan yang ditiru, Wahana hendaknya nasib mulia, kemuliaan jiwa raga. Walaupun tak persis, sebagai halnya karuhun habis. 100 Ananging ta kudu kudu, Sakadarira pribadi, Aywa dulu tutuladan, Lamun tan mangkono kaki, Yekti tuna ing tumitah, Poma kaestokna kaki. Tetapi harus giat berupaya, sesuai kemampuan diri, Jangan meneledorkan suri tauladan, Bila tak berbuat demikian itu anakku, pasti merugi seumpama manusia. Maka lakukanlah anakku ! Sawise maca lan nyinaoni cakepan pupuh kinanthi, ato minrengke lan niroke tembang tembang cilik kinanthi sakpada Vidio Urun rembuk lan pitakon ing kolom komentar. Maturnuwun.

amanat serat wedhatama pada 87